Apa yang kamu lakukan ketika menghadapi kondisi yang menekan? Bagaimana perilakumu ketika sedang menghadapi stress? Semua yang kamu lakukan, menunjukkan emotional resilience yang kamu miliki.
Jika kamu mampu menenangkan diri dan pikiran yang tengah kalut saat menghadapi kondisi maupun pengalaman negatif, artinya ketahanan emosionalmu sangat tinggi.
Sebaliknya, jika kamu terbawa dan bahkan tak kunjung bangkit dari kesedihan, stres, atau dari pengalaman negatif, artinya ketahanan emosionalmu rendah.
Setiap manusia, pasti memiliki emosi. Namun, bagaimana ia merespon dan caranya mengelola adalah hal yang sama sekali berbeda.
Itulah yang sebenarnya disebut dengan ketahanan emosi. Mau belajar lebih lanjut? Sebaiknya terus membaca ulasan yang telah saya buat di sini.
Apa Itu Emotional Resilience?
Definisi ketahanan emosional mengacu terhadap kemampuan dari seseorang dalam beradaptasi dengan situasi dan krisis yang penuh dengan tekanan.
Jadi, ini adalah tentang bagaimana kemampuanmu untuk menyesuaikan diri pada berbagai hal kurang menyenangkan maupun kondisi yang tidak sesuai harapan.
Banyak yang berkata, ketahanan emosional merupakan bawaan lahir. Sehingga tidak mengherankan jika kemampuan alami dari setiap orang dalam ketahanan emosionalnya berbeda.
Ada anak kecil yang ketika keinginannya belum terwujud, mencoba bertanya apa yang harus ia lakukan.
Ada juga anak-anak yang memilih untuk diam dan mencoba berbagai caranya sendiri demi mencapainya.
Tak jarang, ada pula yang merengek dan menangis tanpa henti sampai akhirnya, ada orang yang memenuhi keinginannya.
Ini semua, merupakan bentuk perbedaan ketahanan emosi manusia yang memang berbeda-beda sejak lahir.
Namun, seiring berjalannya waktu bisa saja ketahanan emosinya berubah karena banyak faktor yang bisa mempengaruhinya.
Katakanlah, ada sejumlah faktor seperti usia, semua hal yang kamu alami, bahkan jenis kelamin. Jadi, sangat memungkinkan bagi seseorang memiliki emotional resilience yang jauh berbeda dari masa ketika ia masih kecil.
Baca juga: Emotional Intelligence: Definisi, Manfaat, dan Indikatornya
Emotional Resilience, Kemampuan yang Wajib Dikembangkan
Mampu untuk kembali bangkit setelah mengalami hal-hal seperti trauma, tragedi, juga kesulitan memang bukan hal mudah.
Mampu dan tidaknya tergantung pada ketahanan emosional dari masing-masing manusia. Meskipun ini adalah bawaan lahir, masih ada cara untuk mengembangkannya.
Tapi, mengapa harus terus dikembangkan? Mengapa tidak menerima saja hal yang menjadi bawaan lahir? Ini alasannya:
1. Mengurangi Kecemasan
Saat ketahanan emosional tinggi, orang akan cenderung berfokus untuk mengambil tindakan positif agar bisa memperbaikinya.
Mereka cenderung mengesampingkan rasa khawatir dan hanya berpikir mengenai metode untuk melewati dan bahkan mengubahnya.
Walaupun kamu tidak punya kendali atas berbagai hal yang negatif dan mungkin terjadi, ketahanan emosional bisa membantumu mencari kendali dengan cara mengubah perspektif atas segala hal yang terjadi.
Maka, dengan adanya faktor ini perasaan cemas bisa berkurang.
2. Tingkat Risiko Rentang Terkena Penyakit Fisik Berkurang
Jika memiliki ketahanan emosional yang rendah, besar kemungkinan sering mengalami penyakit fisik.
Berbeda saat kamu telah mengembangkan emotional resilience dalam diri, kemungkinan sakit secara fisik menjadi lebih kecil.
Pasalnya, kemampuanmu dalam menghadapi peristiwa negatif akan mempengaruhi emosi yang terjadi.
Jika belum memiliki ketahanan, maka yang terjadi adalah stres kronis. Kemudian, stres kronis akan memicu terjadinya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, gangguan pencernaan, dan menjadikan imun tubuh melemah.
Ketidakmampuan kita dalam menghadapi trauma, pengalaman pahit, dan peristiwa negatif, memang tak selalu mengakibatkan masalah fisik.
Hanya saja, stres yang terjadi atas ketidaktahanan emosional, bisa memperburuk penyakit dan gangguan yang sebelumnya telah ada.
3. Umur Lebih Panjang
Seseorang yang berumur panjang, bukan berarti mereka tidak punya masalah berat dan besar dalam hidupnya.
Bisa jadi itu adalah indikator bahwa mereka mempunyai ketahanan emosional yang lebih tinggi.
Ini bukan bualan. Pasalnya, ada penelitian yang menyebutkan jika ketahanan emosional memberi kontribusi signifikan terhadap umur panjang di semua kalangan usia.
4. Jauh Lebih Produktif dan Karir Lebih Gemilang
Siapa nih yang mau karirnya melejit? Bisa jadi, ketahanan emosional tinggi yang kamu miliki, akan membawamu pada prestasi yang gemilang.
Saat ketahanan emosional tinggi, maka kesehatan fisik dan mentalmu lebih terjaga. Jika emotional resilience kamu rendah, bisa jadi sering bikin stres dan ogah buat kerja.
Akhirnya, bikin keadaan menjadi lebih buruk. Beda nih kalau ketahananmu lebih tinggi. Dampaknya bukan hanya mengurangi stres, tapi bikin kamu punya keberanian dan kekuatan mental untuk mengerjakan semua yang jadi tanggung jawabmu.
Situasi penuh tekanan? Deadline numpuk? Bos yang suka marah-marah nggak jelas? Semuanya bukan masalah jika kamu punya ketahanan emosional yang tinggi.
Dengan ini juga, ada penelitian yang bilang kalau emotional resiliensimu tinggi, kamu bakal sering hadir tepat waktu, kualitas pekerjaanmu ciamik, dan lebih sering inisiatif.
Jadi, nggak salah kalau ketahanan emosional juga berpengaruh pada kecemerlangan karirmu di tempat kerja.
Baca juga: Integrity: Definisi, Karakter, dan Cara Menumbuhkannya
5. Lebih Siap Menghadapi Ketidakpastian
Ada ungkapan yang bagi saya perlu untuk kamu pahami bahwa “Satu-satunya kepastian dalam hidup, ialah ketidakpastian itu sendiri.”
Yap, setiap hari kamu bakal menghadapi ketidakpastian karena banyak faktor yang berada di luar kendali.
Namun, kesiapan untuk menghadapinya memang berbeda pada setiap orang. Nah, siapa yang paling siap menghadapinya?
Tentu saja, jawabannya adalah orang-orang dengan emotional resilience yang begitu kuat.
Jika ada yang sering senyum meskipun hidupnya tidak sedang baik-baik saja, sebaiknya beri ia apresiasi karena telah terus berupaya menghadapi dan berusaha melewatinya.
Jika Penting, Bagaimana Cara Menguatkannya?
Ada cara yang begitu menarik dan dihadirkan oleh ahli beranama Steven Southwick dan Dennis Charney. Sudah lebih dari 20 tahun mereka menghadapi orang-orang dengan ketangguhan emosional yang luar biasa.
Keduanya banyak berbicara dengan tawanan ketika perang Vietnam, instruktur dari Pasukan Khusus, hingga warga sipil dengan berbagai trauma.
Di dalam bukunya, ada beberapa poin yang bisa kamu ambil jika ingin menguatkan emotional resilience yang di antaranya:
1. Menghadapi Ketakutan
Dalam ilmu saraf, cuma ada satu kata demi mengatasi rasa takut: hadapi. Ini juga yang para orang-orang tangguh lakukan.
Saat menghindari hal-hal yang kamu takutkan, maka ketakutan itu semakin menjadi. Berbeda saat kamu menghadapinya, justru jadi nampak tidak terlalu menakutkan.
Para prajurit Kopassus yang menjadi responden dalam penelitian ini, hanya terus meyakinkan diri meskipun takut, mereka menganggap menghadapi ketakutan akan membuat dirinya lebih kuat.
2. Melatih Spiritualitas
Spiritualitas juga menjadi bagian penting dalam menguatkan emotional resilience. Mereka mempelajari bahwa banyak respondennya yang mampu mengatasi tragedi, salah satunya karena memiliki keyakinan dan spiritualitas yang sangat kuat.
3. Menemukan Makna atas Segala yang Kamu Lakukan
Orang-orang dengan ketahanan emosional yang kuat, sering tidak memiliki pekerjaan—tapi mereka mempunyai panggilan dari lubuk hatinya.
Mereka punya misi, mereka punya mimpi, ada sesuatu yang ingin mereka tuju. Akhirnya, terbentuklah makna dalam setiap yang mereka lakukan yang kemudian, menjadikannya lebih tangguh secara emosional.
Memiliki tingkat emotional resilience yang tinggi, memang bukan hal mudah. Tapi, bukan berarti ketahanan ini tidak bisa kamu kembangkan. Mari, coba kembangkan diri jadi lebih kuat untuk menghadapi ketidakpastian di hari-hari mendatang!