Ada banyak metode berpikir untuk mengatasi masalah yang tengah kamu alami. Sudah tahu belum dengan design thinking? Yap, ini salah satu metode berpikir. Terutama saat ingin mengatasi masalah yang mungkin cukup pelik untuk diselesaikan.
Banyak loh yang sudah mengadopsi cara berpikir ini. Bahkan, hampir di semua bidang mulai dari bisnis, arsitek, sampai teknik.
Mengapa? Tentu saja karena efektivitas dan masalah yang terselesaikan karena pendekatan atau metode berpikir ini. Se-efektif apa? Kenapa bisa begitu? Bagaimana cara berpikirnya? Semua pertanyaan ini bakal saya jawab dalam uraian di sini.
Apa itu Design Thinking?
Sepertinya, kamu akan banyak menemukan definisi dari cara berpikir ini karena tak sedikit yang mengulasnya.
Ada yang mendefinisikan design thinking sebagai proses berpikir dalam pemecahan masalah kompleks yang menitikberatkan pada manusia/pengguna alias human-sentris yang memiliki kepentingan.
Ada juga yang menjelaskan kalau design thinking merupakan proses kognitif, strategis, hingga praktis dengan proses berulang agar tercipta solusi yang sebelumnya tak pernah ada.
Tapi, ada beberapa poin penting yang mendasari cara berpikir ini:
- Penyelesaian masalah dengan kerumitan tinggi/kompleks
- Mengutamakan kepentingan dari pengguna/lebih human-centric.
- Bisa menghasilkan solusi yang sama sekali baru.
Tahapan Design Thinking
Gampang banget memang jika memandangnya dari segi definisi. Tapi, soal tahapan atau prosesnya mungkin butuh waktu buat kamu pelajari.
Namanya juga proses atau cara berpikir. Sudah pasti terdapat mekanisme di dalamnya. Nah, mekanisme yang ada terbagi menjadi beberapa tahap. Berikut ini info selengkapnya:
1. Empathise
Tahap pertama dari design thinking adalah proses di mana seseorang memperoleh pemahaman empatik mengenai persoalan yang tengah terjadi.
Umumnya dalam tahap ini, akan ada konsultan ahli yang tergabung. Ia akan melakukan pengamatan, ikut terlibat, dan berempati untuk memahami bagaimana pengalaman yang orang-orang miliki.
Daripada yang lain, tahap ini adalah yang paling berguna untuk menghindari bias asumsi pribadi dan benar-benar mendapatkan wawasan yang sebenarnya dari pengguna dan tahu apa yang mereka butuhkan.
Jadi, tidak ada lagi kata ‘mungkin masalahnya begini’ yang kebanyakan menjadi awal permasalahan besar terjadi.
Dalam tahap ini intinya mengenal lebih dalam soal pengalaman, keluhan, perasaan, motivasi, dan berbagai hal yang ada di benak pengguna produk dan layanan milik perusahaan.
2. Define
Design thinking process yang kedua adalah Define. Ini adalah tahap setelah empathise yang akan menentukan inti permasalahan.
Data, informasi, fakta, dan semua hal yang awalnya berserakan dan diperoleh dari tahap empathise akan terkumpul dalam tahap ini.
Langkah selanjutnya dengan melakukan analisis dan menentukan pokok permasalahan.
Tahap ini berguna untuk tim dalam mengembangkan fitur, fungsi, produk, dan layanan agar pengguna bisa merasakan perubahan yang ada.
3. Ideate
Design thinking juga berlanjut pada tahap ideate. Di sinilah ide-ide muncul. Nah, buat yang mau ngide out of the box bisa di sini.
Wajar kalau datanya udah dapet, inti masalahnya udah ditentuin, maka apalagi langkah selain tahapan ideate atau ngide ini?
Banyak kok cara buat munculin ide. Bisa brainstorm, scamper, brainwrite, atau worst possible idea.
Ada yang fungsinya merangsang agar pikiran lebih bebas, ada juga yang bikin ide semakin realistis.
Di sini juga ada tahap pengujian apakah ide yang muncul bisa menyelesaikan masalah atau tidak. Tapi, baru berbasis pada ide, belum wujudnya.
4. Prototype
Mungkin kamu asing dengan kata prototype. Namun, bagaimana jika menggunakan padanan seperti ‘visualisasi’?
Yap, ini mirip dengan visualisasi. Maksudnya yakni ide yang sudah didapatkan pada tahap sebelumnya, bisa kamu visualisasikan untuk tahu apakah idenya bisa berguna atau tidak.
Tahap ini banyak juga yang menyebut sebagai prototyping. Nah, karena prototype, tentu saja hasilnya tidak perlu sempurna karena nantinya bakal terus mendapatkan perbaikan dan test secara terus-menerus.
5. Test
Tahap terakhir design thinking adalah test. Di sini, tim akan menguji dengan ketat solusi dan layanan baru yang sebelumnya telah dibikin prototipe-nya.
Hal yang paling wajib tercapai dalam tahap ini adalah solusinya bisa menjawab kebutuhan dari user atau pengguna.
Tercapainya kebutuhan pengguna adalah hasil final. Jika belum, maka prosesnya berpikir dari awal harus diulang kembali hingga mencapai solusi terbaik untuk pengguna.
Apa yang Membedakannya dengan Metode Berpikir Lain?
Setiap cara berpikir pasti memiliki keunikannya sendiri. Termasuk design thinking. Ada sejumlah karakter utama dari cara berpikir ini:
1. People-Centered atau Human-Centric
Kebutuhan dan kepentingan manusia menjadi fokus dalam cara berpikir ini. Maka, ada tahapan untuk mengidentifikasi permasalahan yang paling sering manusia hadapi terkait produk dan layanan.
Akhirnya, masalah yang ada bisa terselesaikan dengan solusi efektif atas hasil dari metode berpikir ini.
2. Berbasis Solusi
Ada hal menarik soal ini. Seorang peneliti bernama Bryan Lawson, Profesor Arsitektur Universitas Sheffield pernah membandingkan metode pemecahan masalah antara kelompok desainer dan kelompok ilmuwan.
Perbedaannya terletak di proses identifikasinya. Kelompok ilmuwan melakukan identifikasi berbasis masalah. Namun, kelompok desainer mengutamakan solusi dari masalah.
3. Memenangkan Persaingan
Bisnis itu ibarat gelanggang luas yang di dalamnya semua pihak saling berkompetisi. Nah, cara berpikir itu adalah strategi untuk menang dalam kompetisinya.
Bagaimana cara menang, apa yang harus tim kamu lakukan, produk apa yang punya banyak peminat, dan apa masalah utama dari pelanggan, akan menjadi pembahasan dalam design thinking.
Jika tidak menggunakannya, jangan harap perusahaan atau bisnismu punya daya saing. Apalagi jika tingkat kompetisinya sangat ketat.
Contoh saja dari kasus menjamurnya coffee shop. Apa yang masing-masing tempat ini tawarkan? Tidak ada selain punya produk yang mirip, konsep yang tak jauh berbeda, dan layanan yang begitu-begitu saja.
Maka, tak heran jika satu demi satu ada yang gulung tikar, meskipun ada coffee shop yang bisa bertahan.
4. Pemicu Kreativitas
Dorongan menjadi lebih kreatif, akan kamu peroleh dengan cara berpikir semacam ini. Kamu pasti menemukan tahap di mana otakmu dan tim kurang puas dengan solusi yang begitu-begitu saja.
Dengan adanya metode berpikir ini, kamu bisa tahu inti permasalahan dengan detail sekaligus memberikan dampak positif terhadap perusahaan.
5. Upaya Tak Berkesudahan
Menariknya, ada satu manfaat design thinking yang akan membuat perusahaan terus berkembang: upaya tak berkesudahan.
Maksudnya gimana? Metode berpikir ini, membuatmu dan tim terus mencari inti masalah karena kebutuhan dan keinginan pengguna, bukan hal statis apalagi abadi.
Melainkan sesuatu yang selalu mengalami perubahan. Sekarang ingin A, besok bisa saja ingin dan butuh B.
Inilah yang bisa terus diperjuangkan dengan design thinking. Dengan upaya tak berkesudahan, dampaknya akan positif terhadap perkembangan dari perusahaan karena terus menghasilkan sesuatu yang menjawab kebutuhan para pengguna.
Sudah tahu lebih banyak tentang design thinking? Jika iya, berarti uraian saya telah berhasil membuatmu paham cara berpikir yang akan membuat kamu, tim, bahkan perusahaan bisa berkembang. Semoga membantu!
Baca juga: Emotional Resilience: Pengertian, Manfaat, dan Penguatannya