Memiliki adaptability sebagai perangkat kemampuan untuk menyesuaikan diri di mana pun dan dalam situasi maupun kondisi apa pun, sepertinya menjadi daya tarik tersendiri dari seseorang.
Apalagi, ada yang membahasnya sebagai salah satu dari lima kemampuan penting bagi para employers atau para pekerja.
Tapi, masalahnya job seekers sekarang jarang banget menampilkan kemampuan ini dalam resume atau CV mereka.
Padahal, kemampuan ini begitu penting dan banyak perusahaan yang membutuhkannya dari kandidat yang menjadi calon karyawan.
Namun, sebenarnya apa sih adaptability itu? Mengapa banyak perusahaan yang membutuhkannya? Semuanya bakal saya bahas dalam uraian di sini.
Apa Itu Adaptability Skill?
Buat yang belum tahu nih, adaptability atau kemampuan beradaptasi merupakan kemampuan yang membuatmu jauh lebih mudah untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan atau keadaan.
Orang yang mudah untuk beradaptasi di tempat kerja, bisa mengikuti perkembangan prioritas, klien, project, hingga perubahan teknologi.
Mereka punya keterampilan untuk menghadapi perubahan di tempat kerjanya. Entah itu pembaruan proses atau perubahan dalam lingkungan kerja.
Ada analogi yang pas untuk ini. Tahu Bruce Lee? Apa yang ia lakukan untuk menjadi sebesar itu? Dia nyaranin, ‘Jadilah seperti air, kawanku.’
Masuk akal karena dengan menjadi air, kemampuan menyesuaikan diri sesuai wadah yang menampungnya menjadi sangat mudah.
Berbeda ketika kamu menjadi, katakanlah, balok kayu, besi, atau sejenisnya. Sangat mudah patah dan sukar untuk menjadi berbagai bentuk. Apalagi kerupuk, ketika salah tempat kamu akan melempem bahkan dengan mudah hancur.
Maka, kemampuan adaptasi memang sangat perlu untuk kamu miliki. Apalagi bagi job seeker, bahkan sampai seseorang yang ingin mengembangkan karirnya jadi lebih baik.
Contoh Kemampuan Adaptasi di Dunia Nyata
Kemampuan adaptability masuk sebagai kategori soft skill. Intinya, mencerminkan bagaimana cara seseorang dalam bekerja juga berinteraksi dengan tim atau orang lain yang ada di tempat kerja.
Hanya saja, banyak yang kurang mempelajari hal tersebut. Padahal, ini sangat penting agar apa yang memang ia tuju bisa tercapai.
Tapi, sebenarnya bagaimana bentuk atau contoh dari kemampuan beradaptasi? Ini dia contoh adaptability di dunia kerja:
- Growth mindset
- Mampu berkolaborasi
- Responsif terhadap feedback atau umpan balik
- Kemampuan interpersonal
- Teamwork
- Organizational skills
- Ketangguhan dalam menghadapi kondisi apa pun
Semuanya masih bisa saya jelaskan, tapi sebaiknya pada kesempatan yang berbeda karena fokus kali ini hanya pada adaptabilitas atau kemampuan beradaptasi.
Cara Mengembangkan Kemampuan AdaptabilitY
Adaptability ability bukan suatu hal yang given atau pemberian. Kemampuan ini bukan hal yang tiba-tiba saja ada pada diri seseorang.
Lebih dari itu, adaptabilitas menjadi hal yang bisa kamu kembangkan. Selama tahu caranya, tentu memiliki dan membuatnya berada pada level tinggi bukan lagi hal sulit.
Nah, untuk yang ingin tahu caranya, cobalah cara ini:
1. Lihatlah Perubahan dan Perkembangan Lingkungan Sekitar
Metode utama yang bisa membantumu mengembangkan adaptabilitas adalah sering-sering sadar dan melihat apa saja perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja.
Contohnya, kamu bisa mengamati hasil keputusan anggaran baru di perusahaan, tahu berbagai informasi terkini soal tunjangan, dan masih banyak lagi.
Intinya, kamu harus terus mengikuti perkembangan mulai dari kebijakan, prosedur, hingga operasional lain guna menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada.
Ibarat tulang yang terlatih, ia bisa memiliki fleksibilitas jika terus kamu coba untuk melenturkannya.
2. Belajar Growth Mindset
Bisa beradaptasi artinya selaras dengan kemauan belajar serta mencoba berbagai hal baru.
Maka dari itu, belajar growth mindset atau pola pikir berkembang sangat kamu butuhkan.
Pasalnya, metode berpikir seperti ini akan berpengaruh positif terhadap kemampuanmu untuk menghadapi apa saja tantangan yang datang.
Kamu pun nantinya bisa lebih siap menemukan dan memanfaatkan peluang baru guna mengembangkan pengetahuan.
Kesediaanmu untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan baru, juga sekaligus menunjukkan komitmenmu untuk terus bertumbuh.
Inilah yang sebenarnya jadi poin paling penting untuk mengembangkan adaptability dalam diri seseorang.
3. Milikilah Tujuan dan Goals untuk Diri Sendiri
Sebagian orang mungkin berpikir bahwa memiliki goals dan tujuan sama sekali bukan hal yang penting.
Padahal, keduanya bermanfaat agar kamu stay on the track dan tidak terdistraksi pada hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuanmu.
Contohnya nih, kamu tidak punya kemampuan komunikasi non-verbal yang kuat sehingga proses komunikasi sering macet dan terhambat.
Nah, wajib banget punya tujuan untuk mau mengembangkannya. Jika ada hal-hal yang lain dan menjadi distraksi, kamu bisa mengabaikan hal yang mengganggu.
Misalnya ada orang yang mengejekmu karena baru belajar komunikasi non-verbal, abaikan saja. Kamu harus fokus pada tujuanmu.
Inilah yang akhirnya mampu membuat seseorang terus tumbuh dan memiliki kemampuan beradaptasi. Meskipun ada yang mengganggu, ada distraksi, kamu tetap fokus pada tujuanmu mengembangkan diri.
4. Penting untuk Meminta Feedback
Di sepanjang karirmu, mungkin kamu berpikir bahwa feed back dan kritik menjadi hal yang kurang mengenakkan.
Padahal keduanya sangat penting. Apalagi jika umpan balik dan kritiknya positif serta konstruktif.
Dari mana harus meminta feedback? Bisa dari orang yang telah menjalani karir yang juga jadi impianmu, atau jika sudah bekerja meminta umpan balik dari manajer.
Pastinya ini sangat bermanfaat karena orang lain bisa melihat lebih objektif tentang apa yang menjadi masalah daripada kamu yang melakukannya sendiri.
Setelah ada feedback dan kritik, cobalah untuk memperbaikinya. Namun, harus selektif juga dalam mendengar feedback. Jika tidak ada hubungannya dengan karir dan pengembangan, skip aja.
5. Belajar Menerima Perubahan
AI adalah suatu hal yang membahayakan, tech winter menjadi masalah bagi para programmer, atau resesi ekonomi berpengaruh pada stabilitas karirmu, adalah perubahan yang sebenarnya bisa kamu terima.
Saat menerima perubahan ini, mungkin saja kamu punya insight baru. Entah untuk bisa bertahan atau untuk bisa memanfaatkannya.
Ketika kamu sudah belajar menerima sesuatu, maka kelancaran penyesuaian dan adaptabilitas terhadapnya biasanya lebih mudah.
Setelah terbiasa, maka kamu akan menjadikan adaptability sebagai bagian dari seperangkat kemampuan untuk survive dan berkembang jadi lebih baik lagi.
Baca juga: Critical & Creative Thinking: Arti, Perbedaan, dan Manfaat
Bagaimana Cara Menunjukkan Kemampuan Beradaptasi?
Sebenarnya, mudah saja untuk menunjukkan kemampuan ini. Selama tahu cara menyajikan informasinya, menunjukkan kemampuan adaptasi bukan lagi hal sulit. Jika ingin lebih mudah, gunakan cara ini ya:
1. Tunjukkan di Resume atau CV
Cobalah menunjukkan kemampuanmu di resume atau CV. Caranya dengan memberikan contoh keberhasilanmu karena menerapkan kemampuan ini.
2. Tunjukkan dalam Surat Lamaran Kerja
Cara kedua yakni dengan menjelaskannya di surat lamar kerja. Kamu bisa menuliskan bagaimana caramu beradaptasi.
Apalagi jika kamu telah berhasil memecahkan masalah teknis dalam project yang sebelumnya telah dilakukan. Intinya, jelaskan saja dengan detail, tapi tetap ringkas dalam surat lamaran kerja.
3. Tunjukkan Saat Wawancara
Tidak perlu ragu menunjukkannya ketika wawancara. Departemen HR bukan suatu momok yang harus membuatmu takut dan grogi.
Sepertinya, pembahasan mengenai adaptability saya cukupkan sampai di sini. Semoga menjadi insight baru untuk mengembangkan diri.