Problem Solving & Decision Making (PSDM) merupakan dua keterampilan yang mirip, tapi memiliki perbedaan.
Biasanya, perusahaan akan mencari kandidat karyawan atau pegawainya yang telah memiliki keduanya.
Alasannya karena kedua keterampilan ini, menurut The Economic Times kemampuan PSDM berguna untuk menavigasi tantangan yang begitu kompleks, membuat pilihan efektif, yang akhirnya dapat membawa mereka pada keberhasilan.
Apakah ini berguna bagi perusahaan? Pastinya! Maka, tak heran jika perusahaan, industri, atau korporasi mencari kandidat dengan kedua kemampuan ini.
Apa Pentingnya Kemampuan Problem Solving & Decision Making?
Sering menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak penting? Eits, jangan salah. Jika tidak penting, mengapa banyak perusahaan selalu mengadakan program training problem solving & decision making untuk para karyawannya?
Yap, kedua kemampuan ini memang memang sangat krusial perannya di dalam tempat kerja dan dalam hampir semua industri.
Kemampuan dalam identifikasi masalah, analisis, serta bisa mengevaluasi solusi yang potensial plus keputusan efektif, hasilnya bisa membawa perusahaan menuju kegemilangan.
Ada lagi tambahan. Keduanya juga berperan dalam membangun lingkungan kerja yang positif.
Apa Bedanya Problem Solving & Decision Making?
Tak jarang, ada yang bingung mengenai perbedaan antara keduanya. Maka, saya akan sedikit memberikan preview untuk lebih memahaminya:
1. Problem Solving
Istilah ini mengacu pada suatu metode analitis yang bertujuan untuk mengidentifikasi solusi paling potensial untuk menghadapi suatu kondisi atau situasi.
Namun, secara umum ada alur yang bisa kamu lakukan untuk memudahkannya:
- Identifikasi masalah: proses untuk mengetahui fakta apa yang menjadi masalah atau untuk tahu situasi dan kondisinya. Proses pengumpulan fakta, terjadi di sini.
- Menemukan penyebab: proses memahami apa yang menjadi penyebab masalah dan situasi terkait bisa terjadi.
- Mengajukan pertanyaan: ini penting untuk tahu apa saja yang harus kamu selesaikan.
- Brainstorming untuk solusi: mulai memikirkan solusi apa yang pas untuk mengatasinya.
Terdengar sederhana, tapi bukan berarti mudah melakukannya.
2. Decision Making
Demi memahami perbedaan problem solving & decision making, pastinya harus memberikan definisi dari keduanya. Sekarang, waktunya membahas decision making atau pengambilan keputusan.
Decision making menurut Wikipedia merupakan hasil dari proses mental maupun kognitif yang akan membawa pelakunya memilih tindakan di antara sejumlah alternatif yang ada.
Analogi sederhananya, kamu tengah berada dalam suatu kondisi. Katakanlah ada dua pilihan strategi:
- Strategi A yang prosentase keberhasilannya tinggi, tapi menelan cost atau budget yang besar.
- Strategi B yang prosentase keberhasilannya lebih rendah, tapi hemat biaya.
Mana yang terbaik, strategi apa yang akan kamu pilih, menjadi wujud dari decision making atau pengambilan keputusan.
Prosesnya kompleks, tak semudah memilih dua opsi saja. Bisa puluhan, bahkan ratusan opsi.
Hasilnya, hanya akan ada satu pilihan final saja. Bagus dan tidaknya, juga tergantung pada seberapa detail kamu menganalisis situasi dan ketepatan berpikir.
Jika ingin hasil yang lebih efektif, beberapa tahapan ini juga akan membantumu:
- Melakukan identifikasi terhadap situasi secara mendetail.
- Buatlah lingkungan yang konstruktif.
- Hasilkan pilihan terbaik.
- Pikirkanlah lebih banyak opsi.
- Pertimbangkan yang terbaik.
- Komunikasikan keputusanmu.
- Ambil tindakan.
- Evaluasi.
Mudah memang jika membacanya dari uraian ini, tapi tetap nggak semudah itu. Namun, sangat penting untuk berpikir di awal bahwa tidak ada keputusan yang benar-benar sempurna.
Keputusan yang sempurna, baru tersedia setelah melalui trial & error berkali-kali. Walaupun begitu, setidaknya kini kamu memahami perbedaan antara problem solving & decision making.
Contoh Penerapan Problem Solving & Decision Making
Jika ingin lebih jelas, mempelajari penerapannya dalam dunia nyata, mungkin sedikit membuka khazanah pengetahuan tentang kedua kemampuan ini:
1. Customer Service atau Pelayanan Pelanggan
Pertama, penerapannya bisa kamu temukan dalam Customer Service atau Pelayanan Pelanggan.
Prosesnya yang efektif, membutuhkan dua keterampilan ini agar hasilnya mampu memuaskan semua kebutuhan pelanggan.
Orang yang berada di dalamnya, harus mampu melakukan identifikasi serta menyelesaikan masalah pelanggan dengan efektif juga efisien.
Cukup sulit memang, karena Customer Service harus membuat keputusan yang seimbang antara tujuan perusahaan dan kebutuhan pelanggan.
Apalagi, harus mengkomunikasikan keputusan ini dengan sangat rinci, tapi tetap membuat pelanggan merasa nyaman dengan obrolan yang terjadi.
2. Project Management
Selanjutnya, dalam project management atau manajemen proyek. Kedua keterampilan ini memang berperan penting di dalamnya.
Harus bisa membuat effective decision making dan sesuai dengan kondisi yang terjadi.
Seorang manajer proyek, tugasnya berat. Ia memiliki kewajiban membuat berbagai keputusan agar proyeknya dapat terus berjalan pada jalur.
Contohnya, jika ada proyek yang terlambat dari segi jadwal, akan memunculkan pertanyaan di benak para manajer proyek: “Apa yang harus saya lakukan?”
Mungkin ia perlu menetapkan ulang tugas-tugas yang ada, penambahan sumber daya, atau menyesuaikan deadline yang lain sampai masalahnya selesai.
3. Team Building
Demi membangun tim yang kuat, setiap anggotanya membutuhkan dua keterampilan ini.
Mengapa? Tentu karena tim harus bisa bekerja dengan kolaboratif. Jika ingin mencapainya, keterampilan mereka paling tidak berada pada level yang sama.
Utamanya untuk identifikasi, analisis, dan menghasilkan solusi. Ini bertujuan agar keputusan yang dapat mereka hasilkan bisa selaras.
Belum lagi dalam hal komunikasi, pengelolaan konflik, dan sebagainya. Semua hal yang ingin kamu tuju dalam tim, memiliki prasyarat dua skill yang tengah saya bahas ini.
Jika Belum Punya Keterampilannya, Apa yang Harus Dilakukan?
Terus belajar, menjadi jawaban termudah jika ingin menjawab pertanyaan ini. Namun, seperti apa caranya? Saya akan mengambil tiga poin penting bagi kamu yang ingin belajar:
1. Lebih Banyak Praktik
Seseorang dengan skill ini, biasanya telah banyak menghadapi permasalahan yang melatihnya secara tidak langsung dalam mengambil keputusan.
Maka, sebaiknya perbanyak praktik untuk problem solving serta membuat keputusan.
Kemampuannya akan meningkat jika semakin banyak praktik yang kamu lakukan.
Individu maupun tim, bisa mengembangkan keterampilan dengan cara sering melibatkan diri pada sejumlah aktivitas.
Hanya saja, aktivitasnya harus sesuai karena percuma jika tidak memberi dampak apa-apa terhadap kemampuan ini.
Adapun kegiatan yang bisa kamu ikuti seperti aktivitas yang membutuhkan pemikiran kritis semacam studi kasus, teka-teki, hingga sharing.
2. Mengikuti Program Pelatihan
Saat ini, telah banyak pelatihan yang bahkan bisa kamu ikuti secara online. Maka, ikutilah pelatihan dengan kedua tema ini.
Nantinya, kamu akan memperoleh program lengkap dengan metode identifikasi masalah, hingga analisisnya.
Jika sering mengikutinya, bukan tidak mungkin kamu bisa memperoleh dua kemampuan ini dalam waktu yang relatif singkat.
3. Ajak Orang Lain untuk Berlatih dan Memberikan Feed Back
Belajar otodidak memang cukup efektif, tapi bisa lebih efektif lagi jika ada pihak yang memberimu feedback.
Ini erat kaitannya dengan poin evaluasi jika ada pemecahan masalah atau pengambilan keputusan yang kurang tepat.
Jadi, kamu bisa berlatih dari feedback atau masukan membangun yang orang lain berikan.
Sedini mungkin, keterampilan problem solving & decision making perlu untuk kamu pelajari. Pasalnya, jika punya keterampilan ini, maka semakin banyak kesempatan baik yang akan terbuka.